METODOLOGI
PENELITIAN
HUBUNGAN
PERSEPSI BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RS “A”
Oleh
WILDA
KURNIA PUTRI
201531158
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
ESA UNGGUL
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana
kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat yang
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan
upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya diharapkan
senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya
ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu pelayanan rumah
sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan
adalah sumber daya manusia (Depkes RI, 2002).
Sumber daya
manusia khususnya perawat, analisa beban kerjanya dapat dilihat berdasarkan
aspek – aspek yang dijalankan menurut fungsi utamanya. Beberapa aspek yang
berhubungan dengan beban kerja tersebut adalah jumlah pasien yang harus
dirawat, kapasitas kerja berdasarkan dengan pendidikan yang diperoleh,
pengaturan jam kerja dalam shift untuk mengerjakan segala tugas setiap harinya,
serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat dalam menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik (Irwandi, 2007 dalam Syafrudin Syaer, 2010).
Untuk jangka
waktu tertentu bebannya sangat ringan dan pada saat yang lain beban bisa
berlebihan. Fluktuasi beban kerja tersebut merupakan pembangkit stress kerja
(Munandar, 2001). Stres kerja adalah situasi faktor yang terkait dengan
pekerjaan, berinteraksi dengan faktor dari dalam diri individudan mengubah
kondisi fisiologi dan psikologi sehingga keadaannya menyimpang dari normal
(Bernardin cit anonim2, 2007). Lima sumber stres kerja perawat secara umum
adalah beban kerja berlebih, kesulitan berhubungan dengan staf lain, kesulitan
merawat pasien kritis, berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien dan
kegagalan merawat (Abraham & Shanley, 1997).
Menurut Marbusan (2007), konsekuensi stress mencakup
empat macam, yaitu : penyakit fisik yang ditimbulkan oleh stress, kecelakaan
kerja terutama pada pekerja dengan tuntutan kinerja yang tinggi dan perhatian
yang kurang, absen sering terjadi pada individu yang sulit menyesuaikan diri
dengan pekerjaannya sebagai akibat stress kerja, lesu kerja (burn-out) terjadi
bila individu kehabisan motivasi dalam upaya meneruskan suatu kinerja.
Menurut
Kusmiati (2003), beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang selalu berubah,
jumlah rata – rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
langsung pada pasien serta dokumentasi asuhan keperawatan. Akibat negatif dari
keadaan ini, kemungkinan dapat menimbulkan ketidakstabilan emosional perawat
yang jelas sangat tidak diharapkan dalam proses melaksanakan tugasnya sebagai
perawat. Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap
produktifitas perawat dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas rumah
sakit itu sendiri.
Rumah Sakit “A” ditinjau dari lokasi, berada pada
posisi yang cukup strategis sehingga memungkinkan terjadi peningkatan jumlah
pasien, dengan banyaknya jumlah pasien yang masuk mengharuskan Rumah Sakit “A”
memiliki perawat yang berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga diharapkan
memiliki kinerja yang baik. Banyaknya jumlah pasien yang masuk dengan berbagai
macam jenis penyakit, memerlukan tindakan medis yang cepat dan tepat, beban
kerja perawatpun akan bertambah sehingga dengan beban kerja yang semakin hari
semakin berat tersebut lama kelamaan akan menimbulkan rasa lelah pada tingkatan
maksimum yang biasanya juga diikuti dengan menurunnya gairah kerja mereka.
Pelayanan
keperawatan yang diselenggarakan oleh bidang keperawatan Rumah Sakit “A” dalam
memenuhi kebutuhan pasien tidak lepas dari pemenuhan kebutuhan tenaga perawat
yang mencukupi. Jumlah tenaga perawat di Rumah Sakit “A” adalah 79 orang,. Pembagian
jam kerja terdiri dari 3 shift dengan lama kerja 7 jam untuk shift pagi dan
sore, serta 10 jam kerja untuk shift malam. Unit pelayanan rawat inap di Rumah
Sakit “A” terdiri dari ruang VVIP, VIP, kelas I, kelas II, kelas III ruang IGD, ICU,HCU. Dari catatan medik Rumah
Sakit “A”, diketahui bahwa jumlah keseluruhan pasien masuk di unit rawat inap
Rumah Sakit “A” periode Januari sampai Desember tahun 2015 berjumlah 6716
orang. Dengan kapasitas tempat tidur sampai bulan Juni 2015 sebanyak 167 bed. Dengan BOR yaitu 50,63 %, ratio perawat
dengan pasien 1 : 5.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan persepsi beban kerja
Dengan Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit “A”.
B. Identifikasi Masalah
1. Rumah
Sakit “A” memiliki jumlah perawat 79 orangØ dengan ratio
antara perawat dengan pasien 1 : 5.
2. Adanya
keluhan dikarenakan tingkat lembur yang tinggi yangØ
diberlakukan sehingga tak jarang para perawat merasa kelelahan akibat jam kerja
yang berlebih yang otomatis juga akan menambah beban kerja perawat tersebut.
3. Setiap
beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atauØ
seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan
manusia yang menerima beban tersebut.
4. Beban
kerja yang terlalu ringan ataupun beban kerja yang terlalu beratØ
dapat menyebabkan stres. Stres yang jika dibiarkan tanpa ada penanggulangannya
pun akan menjadi masalah yang sangat fatal bagi produktivitas perawat.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan sarana, prasarana dan
waktu sehingga pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan tentang
“Hubungan persepsi beban kerja dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit “A” Jakarta”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah
diatas,
maka
perumusan masalah pada penelitian ini dapat diajukan dalam pertanyaan mengenai
“Apakah ada hubungan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja perawat di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A” Jakarta”.
E. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui hubungan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja perawat di Rumah
Sakit “A”
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengukur beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A”
b. Mengukur stres kerja perawat di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit “A”
c.
Menganalisa hubungan persepsi beban kerja perawat dengan stres kerja perawat di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A”
F. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Rumah Sakit
Untuk
memberikan masukan dan gambaran tentang beban kerja perawat sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan, serta membuat kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan sehingga meminimalkan terjadinya stres kerja terhadap perawat.
2. Bagi Peneliti
Sebagai
sarana menerapkan teori yang telah didapat selama perkuliahan terhadap masalah
– masalah yang ditemukan / dihadapi di ruangan
3. Bagi Perguruan Tinggi / universitas.
Dapat menambah bahan referensi kepustakaan yang ada sehingga dapat bermanfaat bagi yang membaca
3. Bagi Perguruan Tinggi / universitas.
Dapat menambah bahan referensi kepustakaan yang ada sehingga dapat bermanfaat bagi yang membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar