Rabu, 23 Maret 2016

METODOLOGI PENELITIAN /ONLINE 1

METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RS “A”

Oleh
WILDA KURNIA PUTRI
201531158
    


FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2016



BAB I
PENDAHULUAN
   A.    LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Depkes RI, 2002).
 Sumber daya manusia khususnya perawat, analisa beban kerjanya dapat dilihat berdasarkan aspek – aspek yang dijalankan menurut fungsi utamanya. Beberapa aspek yang berhubungan dengan beban kerja tersebut adalah jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerja berdasarkan dengan pendidikan yang diperoleh, pengaturan jam kerja dalam shift untuk mengerjakan segala tugas setiap harinya, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik (Irwandi, 2007 dalam Syafrudin Syaer, 2010).

 Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan dan pada saat yang lain beban bisa berlebihan. Fluktuasi beban kerja tersebut merupakan pembangkit stress kerja (Munandar, 2001). Stres kerja adalah situasi faktor yang terkait dengan pekerjaan, berinteraksi dengan faktor dari dalam diri individudan mengubah kondisi fisiologi dan psikologi sehingga keadaannya menyimpang dari normal (Bernardin cit anonim2, 2007). Lima sumber stres kerja perawat secara umum adalah beban kerja berlebih, kesulitan berhubungan dengan staf lain, kesulitan merawat pasien kritis, berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien dan kegagalan merawat (Abraham & Shanley, 1997).

Menurut Marbusan (2007), konsekuensi stress mencakup empat macam, yaitu : penyakit fisik yang ditimbulkan oleh stress, kecelakaan kerja terutama pada pekerja dengan tuntutan kinerja yang tinggi dan perhatian yang kurang, absen sering terjadi pada individu yang sulit menyesuaikan diri dengan pekerjaannya sebagai akibat stress kerja, lesu kerja (burn-out) terjadi bila individu kehabisan motivasi dalam upaya meneruskan suatu kinerja.
 Menurut Kusmiati (2003), beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata – rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien serta dokumentasi asuhan keperawatan. Akibat negatif dari keadaan ini, kemungkinan dapat menimbulkan ketidakstabilan emosional perawat yang jelas sangat tidak diharapkan dalam proses melaksanakan tugasnya sebagai perawat. Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas perawat dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas rumah sakit itu sendiri.
Rumah Sakit “A” ditinjau dari lokasi, berada pada posisi yang cukup strategis sehingga memungkinkan terjadi peningkatan jumlah pasien, dengan banyaknya jumlah pasien yang masuk mengharuskan Rumah Sakit “A” memiliki perawat yang berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga diharapkan memiliki kinerja yang baik. Banyaknya jumlah pasien yang masuk dengan berbagai macam jenis penyakit, memerlukan tindakan medis yang cepat dan tepat, beban kerja perawatpun akan bertambah sehingga dengan beban kerja yang semakin hari semakin berat tersebut lama kelamaan akan menimbulkan rasa lelah pada tingkatan maksimum yang biasanya juga diikuti dengan menurunnya gairah kerja mereka.
 Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan oleh bidang keperawatan Rumah Sakit “A” dalam memenuhi kebutuhan pasien tidak lepas dari pemenuhan kebutuhan tenaga perawat yang mencukupi. Jumlah tenaga perawat di Rumah Sakit “A” adalah 79 orang,. Pembagian jam kerja terdiri dari 3 shift dengan lama kerja 7 jam untuk shift pagi dan sore, serta 10 jam kerja untuk shift malam. Unit pelayanan rawat inap di Rumah Sakit “A” terdiri dari ruang VVIP, VIP,  kelas I, kelas II, kelas III  ruang IGD, ICU,HCU. Dari catatan medik Rumah Sakit “A”, diketahui bahwa jumlah keseluruhan pasien masuk di unit rawat inap Rumah Sakit “A” periode Januari sampai Desember tahun 2015 berjumlah 6716 orang. Dengan kapasitas tempat tidur sampai bulan Juni 2015 sebanyak 167  bed. Dengan BOR yaitu 50,63 %, ratio perawat dengan pasien 1 : 5.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan persepsi beban kerja Dengan Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit “A”.


   B.      Identifikasi Masalah 
1.      Rumah Sakit “A” memiliki jumlah perawat 79 orangØ dengan ratio antara perawat dengan pasien 1 : 5.
2.      Adanya keluhan dikarenakan tingkat lembur yang tinggi yangØ diberlakukan sehingga tak jarang para perawat merasa kelelahan akibat jam kerja yang berlebih yang otomatis juga akan menambah beban kerja perawat tersebut.
3.      Setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atauØ seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. 
4.      Beban kerja yang terlalu ringan ataupun beban kerja yang terlalu beratØ dapat menyebabkan stres. Stres yang jika dibiarkan tanpa ada penanggulangannya pun akan menjadi masalah yang sangat fatal bagi produktivitas perawat.

   C.      Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan sarana, prasarana dan waktu sehingga pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan tentang “Hubungan persepsi beban kerja dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A” Jakarta”.

    D.     Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas,
maka perumusan masalah pada penelitian ini dapat diajukan dalam pertanyaan mengenai “Apakah ada hubungan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A” Jakarta”.

E.  Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
 Untuk mengetahui hubungan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja perawat                di Rumah Sakit “A”
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A”
b. Mengukur stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A”
c. Menganalisa hubungan persepsi beban kerja perawat dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “A”
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
      Untuk memberikan masukan dan gambaran tentang beban kerja perawat sehingga           dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam             pengambilan keputusan, serta membuat kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan                  keperawatan sehingga meminimalkan terjadinya stres kerja terhadap perawat.
 2. Bagi Peneliti
 Sebagai sarana menerapkan teori yang telah didapat selama perkuliahan terhadap                  masalah – masalah yang ditemukan / dihadapi di ruangan

3. Bagi Perguruan Tinggi / universitas.
Dapat menambah bahan referensi kepustakaan yang ada sehingga dapat bermanfaat bagi yang membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar